Itu
adalah nama sebuah gunung berketinggian 2.100 m dpl di Provinsi
Lampung, tepatnya di Kabupaten Tanggamus. Nama kabupaten pemekaran dari
Kabupaten Lampung Selatan itu diambil dari nama gunung tersebut.
Gunung
Tanggamus memiliki pemandangan yang menawan. Dari salah satu sisi
punggungnya kita dapat menikmati keindahan Teluk Semangka, teluk
terbesar dan terdalam di Lampung.
Ada
satu tempat di Gunung Tanggamus yang menjadi favorit para pendaki.
Tempat itu dinamai basecamp sonokeling. Basacamp ini berada pada
ketinggian 700 meter di atas permukaan laut. Basecamp ini berada di
kawasan hutan sonokeling, pepohonan yang ditanam Dinas Kehutanan
Provinsi Lampung 45 tahun lalu. Di sini para pendaki biasa menggelar
perkemahan. Tempat ini berada kurang lebih 2 jam perjalanan mendaki. Pas
betul sebagai tempat beristirahat setelah lelah mendaki punggung gunung dengan kemiringan 45 derajat itu.
Jalur
pendakian yang umum adalah melalui Desa Tanggamus. Desa ini tepat
berada di kaki gunung yang banyak menyimpan kisah-kisah mistis itu. Desa
Tanggamus masuk dalam wilayah Kecamatan Gisting. Untuk menuju ke sana
kita mesti naik ojek dari Pasar Gisting.
Kaki
Gunung Tanggamus berdiri kokoh di antara tiga kecamatan, yakni
Kotaagung, Gisting, dan Ulubelu. Di punggung gunung yang berada di
Kecamatan Ulubelum tersimpan sumber energy panas bumi yang belum
dikelola. Namun, secara umum punggung gunung yang dikelilingi desa-desa
dari tiga kecamatan tersebut, sudah menjadi kebun kopi rakyat.
Pohon-pohon besar sudah lama hilang lantaran ditebang dan digantikan
tanaman kopi.
Gunung
ini sangat eksotis. Puncaknya yang selalu ditutupi kabut menyimpan
sesuatu yang tak dimiliki gunung lain, yakni hutan lumut. Hutan lumut
menjadi daya tarik tersendiri bagi para pendaki. Dari kalangan para
pendaki ada ungkapan “kalau belum sampai di hutan lumut berarti belum
sampai ke Tanggamus”. Ungkapan yang tidak berlebihan karena hutan lumut
berada tepat di puncaknya.
Untuk
mendaki ke puncak Tanggamus tidak bisa sembarang waktu. Tengah hari
adalah waktu yang paling tepat untuk naik ke puncak. Bila terlalu pagi
atau terlalu sore puncak Tanggamus ditutupi kabut tebal yang bisa
membahayakan.
Di
kawasan puncak Tanggamus masih bisa kita temui tanaman khas hutan hujan
tropis, seperti meranti, kruing, balau, rotan, dan pakis hutan tumbuh
rapat. Suara monyet dan siamang yang bersahut-sahutan masih bisa kita
dengar.
Hanya
sedikit kawasan itulah yang tersisa untuk flora dan fauna
berkembang-biak di Gunung Tanggamus, selebihnya mulai dari kaki hingga
seluruh lingkaran punggung gunung sudah dijamah tangan manusia yang
mengubahnya menjadi kebun sayur dan kebun kopi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar